3. Menjauhkan dari Keikhlasan
Keikhlasan adalah inti dari segala amal ibadah. Ketika ujub menguasai hati, keikhlasan menjadi sirna. Ujub menyebabkan seseorang melakukan amal hanya untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain, bukan karena mengharap ridha Allah SWT. Padahal, Allah hanya menerima amal yang dilakukan dengan niat murni dan ikhlas.
4. Mendatangkan Kebencian Orang Lain
Sifat ujub tidak hanya merusak hubungan seorang hamba dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia. Orang yang ujub cenderung bersikap sombong dan sulit menghargai orang lain, sehingga memicu kebencian di lingkungan sekitarnya. Akibatnya, hubungan sosial menjadi renggang, dan ia kehilangan dukungan serta kasih sayang dari orang-orang terdekat.
5. Menghalangi Perbaikan Diri
Sifat ujub membuat seseorang sulit untuk menerima kritik dan nasihat. Ia merasa sudah cukup baik dan tidak membutuhkan masukan dari orang lain. Padahal, kesadaran akan kekurangan diri adalah langkah awal menuju perbaikan. Tanpa sikap rendah hati, seseorang akan terjebak dalam stagnasi dan tidak mampu berkembang.
Cara Menghindari Sifat Ujub
Untuk menghindari sifat ujub, penting bagi setiap individu untuk selalu mengingat bahwa segala kelebihan yang dimiliki adalah pemberian Allah SWT. Bersyukur atas nikmat-Nya dan menyadari bahwa segala pencapaian hanyalah berkat izin-Nya dapat membantu menjaga kerendahan hati. Selain itu, memperbanyak dzikir, introspeksi diri, dan bergaul dengan orang-orang yang rendah hati juga dapat membantu mengikis sifat ujub.
Kesimpulan
Sifat ujub adalah penyakit hati yang dapat merusak amal, hubungan sosial, dan kehidupan spiritual. Oleh karena itu, setiap muslim harus berusaha menjauhinya dengan meningkatkan kesadaran akan kelemahan diri, bersyukur kepada Allah SWT, dan menjaga keikhlasan dalam setiap amal perbuatan. Hanya dengan cara ini, seseorang dapat meraih keberkahan hidup di dunia dan akhirat.
Editor: Madi