Ia bahkan menyebut dengan adanya program kerjasama antara Kementan dan TNI masyarakat bahkan sebagian yang tergabung dalam poktan terbantu dengan pemberian bantuan alat dan mesin pertanian.
“Kami terbantu dengan sering terjunnya babinsa ke area persawahan sehingga keluhan dan harapan petani bisa disalurkan ke instansi terkait khususnya dalam pertanian padi,” ungkap Sudin.
Marzuki yang sebagian lahan sawahnya mulai diserang hama burung mengaku masih menggunakan cara tradisional mengusir hama burung dengan kentongan dan orang orangan sawah.
Ia berharap produksi padinya tidak menyusut akibat serangan hama burung pipit dengan hasil mencapai 3,5 ton perhektar dan dipanen dengan menggunakan mesin pemanen (combine harvester) meski penanaman dilakukan secara tradisional. (red)