SIDAKPOST.ID, TEBO – Gulung tikar dari toke karet, kini Mulyanto warga Desa Wana Arum (desa pemekaran Wanareja) Rimbo Ulu, kabupaten Tebo, sukses menjadi petani cabai.
Kondis terpuruk itu dialami Mulyanto saat harga getah anjlok diperparah pinjaman dari petani tidak kunjung dikembalikan.
Hal itu Mulyanto terlilit hutang di Bank. Meski pinjaman dari petani sudah ditagih akan tetapi kondisi itu membuat demikian. Usaha karet yang ditekuni 2016 lalu gulung tikar.
Kondisi itulah membuat Mulyanto beralih ke usaha lain dengan menekuni usaha tani cabai. Pengalaman itu, mendapatkan hasil surve di Sumatera Utara dengan keyakinan Mulyanto beralih usaha ke petani cabai.
“Saya melihat di Sumut cabai warna disana subur-subur, buahnya lebat dan tingginya 2 meter lebih. Berkat surve itulah yakin saya bisa menjadi petani cabai sukses,” ujarnya, saat dibincangi sidakpot.id, Jumat (13/01).
Dari hasil surve itu maka dirinya yakin apa yang diusahakan bisa membuahkan hasil yang maksimal. Sejak 2017 menekuni usaha cabai, hutang yang tadinya banyak di Bank sekarang sudah hampir lunas.
“Saya berterima kasih Kacab BRI Tebo bisa melihat langsung usaha cabai yang sedang saya tekuni. Dan juga Bhabinkamtibmas Bripka Roy Situmorang terus memberi suport untuk bangkit agar bisa berhasil usaha cabai ini, meski lahan cuma 1 hektare bisa menghasilkan uang,” katanya.
Diceritakan, setelah gulung tikar dari toke karet semua pohon karet di lahan 1 hektare langsung di tumbangkan. Karena yakin dan semua dikerjakan dengan serius.
“Kini ditanami cabai merah sekali musim panen capai 3.500 kilogram atau 3,5 ton dengan harga Rp 36.000 bisa hasilkan uang Rp 11.250.000. Jangan takut untuk memulia usaha kuncinya yakin, ” tukasnya.