Antara Objektivitas dan Objek Politik

Sebenarnya saya tidak ingin masuk ke ranah ini, karena saya tahu betul-betul sangat sensitif dan serba tidak mengenakkan. Pengantar inipun tidaklah penting untuk ditulis, namun agar semuanya tahu bahwa ada kegelisahan yang mendalam di dalam diri saya sebagai salah satu putra asli Lubuk Landai.

Jalan santai Gubernur Jambi H Zumi Zola bersama masyarakat Dusun Lubuk Landai. Kedengarannya sangatlah baik, dari 151 dusun di Kabupaten Bungo, Lubuk Landai sudah untuk kedua kalinya orang nomor satu di Provinsi Jambi ini ikuti jalan santai di negeri Tuo Tengka ini. Sebenarnya lebih tepatnya bukan mengikuti, tapi membuat kegiatan jalan santai melalui orang-orang disekelilingnya.

Kamipun menaruh kebanggaan dan apresiasi setinggi-tingginya untuk Gubernur Jambi H Zumi Zola, meski kami tahu kedatangan bapak memiliki agenda tersendiri, jalan santai pertama jelas agenda politik sebagai calon Gubernur Jambi saat itu, dan agenda hari ini yang santer terdengar bahwa bapak ingin memenuhi janji yang pernah terucap. “Kalau saya jadi Gubernur saya akan kembali lagi ke Lubuk Landai dan jalan santai ini akan kita buat lebih besar lagi” begitulah janji kampanye saat itu kira-kira.

Baca Juga :  Tim Basarnaz dan Permata Arnaz Tebo, Bertekad Menangkan Agus-Nazar
Baca Juga :  3 Tahun Pimpin Bungo, Ini Pencapaian Hamas -Apri

Tapi agak berbeda dengan moment kehadiran pak gubernur yang kedua ini, dan direncanakan pada hari Jumat 20 Oktober 2017, pukul 14.30 WIB. Kehadiran bapak kali ini diboncengi kepentingan lain dari beberapa orang yang bisa terlihat jelas di gambar, spanduk yang beredar di media sosial maupun di jalan-jalan.

Tidaklah heran, momentum ini sangat pas dimanfaatkan oleh pembonceng menghadapi moment politik 2019, meskipun berlindung dibalik moment HUT Bungo ke 52.