SIDAKPOST.ID, BUNGO – Kisah hidup mas Keteno (42) bersama istri Munjiah (38) hidup di rumah gubuk berukuran 2×3. Tepatnya di Rt 09/Rw 04, Kelurahan Sungai Pinang, Kecamatan Bungo Dani Kabupaten Bungo kondisinya sangat memprihatinkan.
Hasil penelusuran tim JOIN Bungo masih ada rumah warga yang tidak jauh dari pusat kota Muara Bungo tinggal di gubuk yang nyantol dindingnya dengan tembok pagar orang lain, Kamis (21/07/2021) sore.
Mas Kateno dibincangi mengatakan, dia bersama istri dan anak-anaknya tinggal di gubuk kecil, sudah 7 tahun hingga kini dan tanah yang mereka tempati sudah milik sendiri dan bersertifikat ukuran 5 x 20 meter.
“Sejak corona kami baru sekali dapat bantuan, setelah itu tidak ada lagi dapat bantuan. Kalau ditanya siapa yang tidak ingin memiliki rumah yang layak huni akan tetapi karena terbatasan kami jadi terpaksa tinggal di gubuk kecil ini mas, “ucapnya.
Dikatakan, dahulu pernah ada tawaran bantuan bedah rumah tapi harus ada biaya tambahan agar rumah dibangun. Karena tak memiliki uang tambahannya maka bedah rumah tidak jadi dibangun.
“Pingin lah kami punya rumah pak tapi dari hasil kerja nyekop pasir dan cari ikan di sungai mana cukup pak, belum lagi biata kedua anak kami yang sekolah. Jadi untuk memiliki rumah kami harus bersabar, karena lebih baik mikir untuk makan dulu pak,”ungkapnya.
Bahkan kata Keteno, kalau banjir rumah mereka terendam air dan harus ngunsi ke rumah tetangga. Karena posisi rumah kan dekat saluran drainase jadi air hujan melimpah sehingga meggenangi sekitar rumah, dan juga masuk kedalam rumah.
“Meski saya bekerja serabutan tapi saya akan tetap berusaha semoga saja Allah memberikan rezeki agar kami tinggal di rumah layak huni. Apapun kondisinya kami tetap berusaha sekuat tenaga kami, ” ujarnya.