Mencari nafkah adalah bagian dari kehidupan manusia, dan dalam Islam, kegiatan ini dinilai sebagai ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang halal. Islam tidak hanya mengajarkan shalat dan puasa, tapi juga menempatkan kerja keras dan mencari rezeki yang halal sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Dawud AS makan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari). Hadis ini menunjukkan betapa tingginya nilai kerja dalam pandangan Islam.
Dalam mencari uang, seorang Muslim diperintahkan untuk menjauhi riba, penipuan, dan segala bentuk kecurangan. Islam menekankan pentingnya kejujuran dan integritas. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil.” (QS. Al-Baqarah: 188)
Mencari uang dalam Islam tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan duniawi, tapi juga untuk membantu sesama. Sebagian dari rezeki yang diperoleh seharusnya disisihkan untuk zakat, sedekah, dan membantu kaum dhuafa. Inilah bentuk tanggung jawab sosial yang diajarkan Islam.
Niat yang lurus juga menjadi kunci utama. Jika seseorang bekerja dengan niat menafkahi keluarga, membiayai pendidikan anak, atau membantu orang tua, maka seluruh jerih payahnya akan bernilai ibadah.
Oleh karena itu, dalam Islam, mencari nafkah bukan hanya urusan ekonomi, tetapi juga spiritual. Seorang Muslim yang bekerja keras dengan cara yang halal, jujur, dan bertanggung jawab, akan mendapatkan pahala besar di sisi Allah SWT.
Editor: Madi