Di sebuah desa dekat Gunung Kerinci, hiduplah seorang pemburu bernama Rano. Ia terkenal karena kemampuannya menangkap hewan buruan. Suatu hari, ia mendengar cerita tentang burung ajaib yang tinggal di puncak Gunung Kerinci. Burung itu konon memiliki bulu emas yang bisa membuat siapa pun kaya raya.
Didorong oleh rasa ingin tahu dan keserakahan, Rano memulai perjalanan menuju puncak gunung. Perjalanannya tidak mudah. Ia harus melewati jurang, melawan angin kencang, dan menghadapi dinginnya malam di gunung. Akhirnya, setelah berhari-hari mendaki, ia menemukan burung tersebut.
Burung ajaib itu berkata, “Jika kau mengambil bulu ini, kau akan kehilangan segalanya. Keserakahanmu akan menjadi kutukan.” Namun, Rano mengabaikan peringatan itu dan mencabut salah satu bulu emasnya. Ketika ia kembali ke desa, ia mendapati seluruh hartanya hilang. Rano menyadari kesalahannya dan mulai hidup sederhana, menjaga Gunung Kerinci dan melestarikan lingkungannya.
Sejak saat itu, burung ajaib sering terlihat oleh para pendaki, tetapi tidak ada yang berani mengambil bulu emasnya lagi. Mereka yang mencoba selalu menemui nasib buruk. Legenda burung ajaib itu menyebar ke seluruh penjuru negeri, mengajarkan pelajaran penting tentang keserakahan, penyesalan, dan penghormatan terhadap alam.
Cerita ini juga membuat banyak orang mulai sadar bahwa kekayaan sejati bukanlah emas atau harta benda, melainkan kebijaksanaan untuk hidup selaras dengan lingkungan sekitar. Gunung Kerinci kini menjadi tempat suci bagi banyak penduduk yang datang untuk berdoa dan memohon berkah dari burung ajaib yang mereka yakini masih hidup di puncaknya.
Editor: Madi