Wujudkan Generasi Emas, BKKBN Jalin Kerjasama dengan Kemenag Cegah Stunting

Tampak Menag Yaqut dan Kepala BKKBN dan Bupati Bantul dan tamu lainnya dalam acara Launching Program penurunan Stunting/Foto : sidakpost.id (Ratna/BKKBN)

“Setiap calon pengantin, 3 bulan sebelum nikah wajib memeriksakan kesehatan,  seperti tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan kadar Hb). Hasil diinput melalui aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil),”ungkap Hasto.

Sebut Hasto, setelah semua data diinput, jika ada kerepotan untuk mengisi, maka akan ada yang mendampingi seperti tim pendamping keluarga (TPK), bidan dan yang lainnya.

“Jadi para calon pengantin tidak perlu khawatir karena hasil dari pemeriksaan kesehatan tidak akan menjadi syarat boleh tidaknya menikah,”paparnya.

Baca Juga :  Ajak Warga Kerinci Safety Saat Bermotor, Jasa Raharja Beri Helm Gratis

Sementara itu, Bupati Bantul, H Abdul Halim Muslih menyebutkan, ini semua wujud dukungan pemerintah dalam mengatasi stunting. Di Bantul sendiri ada 933 Posyandu diberikan Alokasi Dana Rp 50 juta per pedukuhan.

“Jadi total anggaran yang diberikan untuk seluruh posyandu sekitar Rp. 40,5 milyar, di antaranya untuk pemanfaatan penanggulangan kasus stunting,”cetus Bupati.

Untuk diketahui, Berdasar Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi, yaitu 24,4 persen.

Baca Juga :  Pengamat Soroti Keseriusan Romi Hariyanto Besarkan PAN Jambi

Artinya 1 dari 4 anak di tanah air mengalami stunting dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu di bawah 20 persen.

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak-anak akibat kurang asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. (adv/rat)