Sebelum berdirinya pabrik minyak kelapa sawit, warga yang sekedar beraktivitas mencari ikan untuk makan dapat dengan mudah menangkap berbagai jenis ikan, seperti gabus, betok, dan lain sebagainya.
” Limbah CPO bukan hanya mencemari danau saja, namun aroma bau yang tak sedap juga terasa. Yang jelas sejak pabrik ini berdiri tidak ada kontribusi untuk Dusun (Desa) kami baik CSR maupun bantuan lainnya,” ungkap Sekdus.
Bahkan sebut Jupri, atas nama Pemerintah Dusun pihaknya sangat senang adanya pabrik kelapa sawit berdiri diwilayahnya. Akan tetapi baru satu tahun beroperasi pihak perusahaan terkesan cuek dengan keadaan lingkungan.
“Selain permasalahan limbah dan CSR, tenaga kerja yang direkrut dari pemuda setempat juga tidak ada lebih banyak orang diluar dari dusun perenti luweh. Sejauh ini sudah banyak warga yang geram dengan sikap pihak perusahaan,” katanya.
Kalau pihak perusahaan tidak peduli dengan lingkungan yang sudah tercemar oleh limbah CPO tersebut, dan tidak ada kontribusi untuk dusun maka kata dia, seluruh masyarakat akan melakukan demo besar-besaran.
“Sudah banyak warga yang melapor terkait masalah limbah pabrik, tenaga kerja maupun CSR yang tidak pernah diberikan untuk desa, jadi dalam waktu dekat masyarakat akan turun melakukan aksi besar-besaran,” tukasnya. (Sp03)