Meskipun ekonomi kerakyatan memiliki banyak keunggulan, penerapannya masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah akses terhadap permodalan yang masih sulit bagi banyak pelaku usaha kecil. Banyak UKM dan koperasi yang kesulitan mendapatkan pinjaman dari bank karena kurangnya jaminan atau rekam jejak keuangan yang memadai.
Tantangan lain adalah persaingan dengan produk impor dan dominasi pasar oleh perusahaan besar. Produk-produk lokal sering kali kalah bersaing dalam hal harga dan kualitas, terutama karena keterbatasan teknologi dan akses pasar yang dimiliki oleh para pelaku usaha kecil. Selain itu, rendahnya tingkat literasi keuangan dan digital di kalangan masyarakat juga menjadi kendala dalam pengembangan ekonomi kerakyatan.
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan perlu memberikan dukungan lebih besar, seperti kemudahan akses permodalan melalui kredit usaha rakyat (KUR), pelatihan kewirausahaan, serta pendampingan dalam pemanfaatan teknologi digital. Selain itu, masyarakat juga perlu didorong untuk lebih memilih produk lokal guna memperkuat ekonomi nasional.
Dengan mengatasi berbagai tantangan tersebut, ekonomi kerakyatan dapat berkembang lebih baik dan menjadi pilar utama dalam menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat.
Selain itu, diperlukan regulasi yang lebih berpihak kepada usaha kecil agar tidak kalah bersaing dengan korporasi besar. Regulasi ini bisa berupa insentif pajak, perlindungan pasar, atau pemberian kemudahan dalam mengurus izin usaha.
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan juga menjadi faktor kunci dalam memperkuat ekonomi kerakyatan. Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pelaku usaha kecil, mereka dapat lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan zaman dan meningkatkan produktivitas usaha mereka.