Rivan menambahkan “kita harus punya mindset yang sama pada hari ini, Kecelakaan ini bukan nasib, kecelakaan ini bisa dihindari.
Kita bisa belajar dari negara yang memiliki behaviour yang sama dengan kita, contohnya Jepang. Pada tahun 2020
Jepang bisa membuktikan penurunan angka kematian akibat kecelakaan berkat
penerapan pendidikan dari dini.
Harapan saya kita hari ini memiliki pemahaman yang sama dengan menerapkan kurikulum baru yang diinisiasi oleh Jasa Raharja dan
Korlantas Polri membuat anak didik kita memahami dan mengerti bagaimana berlalu lintas dengan mengutamakan keselamatan, hingga tercapai Generasi penerus kita adalah generasi berkeselamatan yang mendukung Indonesia Sehat dan Indonesia
Di tempat yang sama Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Bapak
Kombes Pol. Komaruddin, S.I.K., M.M. Mengapresiasi pemilihan Jawa Timur sebagai salah satu wilayah yang mendapatkan sosialisasi langsung penerapan program ini
“Apa yang hari ini kita sama-sama pelajari sejalan dengan program yang telah
dilaksanakan oleh Ditlantas Jawa Timur, kami sepakat untuk mendukung tercapainya Lalu lintas yang berbudaya, agar muncul empati dan timbul rasa kesadaran dari masyarakat tidak hanya pada dirinya sendiri melainkan sekitarnya, sehingga tidak perlu lagi jatuh korban sia sia karena kecelakaan,” ujarnya.
“Saya rasa program diseminasi model integrasi pendidikan lalu lintas ini adalah jawaban dari harapan kami mengenai langkah konkrit menumbuhkan kesadaran masyarakat mulai dari bangku sekolah,” ujarnya.
Dalam sambutan lainnya Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bapak Dr. Maman Wijaya
menyampaikan Salah satu concern revolusi mental adalah penilaian Indeks gerakan indonesia tertib, dan saat ini belum memuaskan penilaiannya karena trendnya masih menurun.