Jenis investasi yang masuk Lampung, menurut Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Lampung, Tonny Oloan Lumban Tobing, sesuai dengan target. “Kita menargetkan 40% investasi yang masuk itu dalam bentuk agroindustri, sehingga mampu mendukung pertanian Lampung dan margin yang dihasilkan dari perputaran investasi itu dapat mendukung makro ekonomi Lampung,” kata Tonny Tobing.
Provinsi Lampung, kata Tonny, memiliki 12 komoditas bahan baku agroindustri seperti lada, kopi, cokelat, jagung, kelapa sawit, singkong, dan beras. Saat ini, 60-70% industri di Lampung berbasis agroindustri. “Beberapa investasi yang masuk itu industri ubi kayu, tapioka, glukosa, pengeringan jagung, pakan ternak, industri mi, dan gula pasir. Ini tentu mendukung program hilirisasi hasil-hasil pertanian yang dicanangkan Pak Gubernur Ridho,” kata Tonny.
Selain membuka lapangan kerja, kata Tonny, peningkatan investasi ini bakal memodernisasi industri. Pasalnya, rata-rata industri di Lampung, kata dia, tertinggal dari sisi teknologi. “Investasi baru ini akan menjadikan industri kita lebih efisien sehingga mampu bersaing di pasar nasional dan globar,” kata Tonny.
Secara umum, arus investasi ke Lampung baik PMDN maupun Penanaman Modal Asing (PMA) naik drastis dari semula Rp5,3 triliun naik menjadi Rp7,9 triliun di 2017. Untuk PMA, Lampung berada di posisi 27 nasional pada Triwulan III dengan jumlah investasi 32,3 juta dolar AS dan 39 proyek. (Humas Prov)