Marga Maro Sebo Ulu merupakan Debalang Raja Jambi. Sebagai Debalang Raja Jambi maka senang disebut sebagai Orang Raja. Yang memerintah di Dusun Kembang Seri, Dusun Sungai Rengas dan Dusun Sungai Ruan.
Sebagai Debalang Raja, maka Dubalang di Teluk Leban bertugas untuk menyambut tamu Raja. Debalang di Rengas 9 bertugas untuk penjaga kebun raja. Sedangkan Dubalang di Peninjauan sebagai peninjau terhadap kedatangan yang datang ke Marga Maro Sebo Ulu.
Pemangku Marga Maro Sebo Ulu sering disebut Ngebi. Sedangkan Pemangku Dusun disebut Mangku.
Sejarah panjang Dusun Kembang Seri juga telah diceritakan oleh Barbara Watson Andaya. Dalam lintasan perdagangan merica Kerajaan Jambi, Kembang Seri salah satu daerah penghasil merica dalam lintasan perdagangan. Sehingga sebagai daerah penghasil merica untuk perdagangan Kerajaan Jambi, pada tahun 1738 pasukan dari Minangkabau menyerang Desa Kembang Seri di Batanghari dan menghancurkan semua perkebunan merica. Penyerangan dari Minangkabau diakibatkan perselisihan antara Kaisar Minangkabau dengan Kerajaan Jambi. Namun hubungan baik antara Kerajaan Minangkabau dengan Kerajaan Jambi oleh Sultan Astra kemudian dapat menyelesaikan dengan baik.
Namun walaupun berada dalam lindungan Kerajaan Jambi, hubungan dagang antara daerah penghasil merica dengan kerajaan Jambi tetap independent. Kembang Seri tetap dapat menjalin hubungan dagang dan mendirikan kontak untuk mengatur perdagangan. Sedangkan Kerajaan mengatur tentang batas-batas, administrasi, menyelesaikan perselisihan dan denda perselisihan.
Namun pemaksaan penanaman merica tidak terhenti walaupun telah selesai perdamaian antara Kerajaan Minangkabau dengan Kerajaan Jambi. Tahun 1741, Kepala Kembang Seri mengeluhkan terhadap Pangeran Ratu yang tetap memaksa penduduk untuk kerja paksa menanam merica. Sedangkan Pangeran termuda yaitu Pangeran Sutawijaya yang menguasai Tujuh Koto dengan mencabuti pohon kapas dan memaksa penduduk untuk menanam merica. Pertengkaran keluarga Kerajaan juga terjadi di Merangin dan Air. Kesemua pangeran yang menguasai daerah hulu memaksa penduduk untuk membayar upeti dan pajak dan memaksa menanam merica.