Wanita memiliki peran penting dalam sejarah Islam, meskipun sering kali terabaikan dalam narasi sejarah konvensional. Sejak zaman Rasulullah SAW, wanita seperti Khadijah binti Khuwailid dan Aisyah binti Abu Bakar memainkan peran besar dalam menyebarkan Islam dan membangun komunitas Muslim. Khadijah adalah seorang pebisnis sukses yang mendukung dakwah Nabi Muhammad SAW, sementara Aisyah adalah ulama terkemuka yang meriwayatkan banyak hadits. Peran mereka menunjukkan betapa besar kontribusi wanita dalam Islam sejak masa awal. Selain itu, Asma binti Abu Bakar dikenal atas keberaniannya dalam membantu Rasulullah SAW saat hijrah ke Madinah.
Pada abad pertengahan, Fatimah al-Fihri mendirikan Universitas Al-Qarawiyyin di Maroko, yang menjadi salah satu universitas tertua di dunia. Universitas ini tidak hanya berfokus pada ilmu agama tetapi juga ilmu pengetahuan lainnya, seperti astronomi, matematika, dan kedokteran. Selain itu, Rabi’ah al-Adawiyah menjadi tokoh spiritual yang berpengaruh, dengan ajarannya yang berfokus pada cinta kepada Allah. Di Andalusia, Walladah binti al-Mustakfi dikenal sebagai penyair yang memperjuangkan kebebasan wanita melalui karya-karya puisinya.
Dalam dunia modern, banyak wanita Muslim yang menjadi pemimpin dalam berbagai bidang. Malala Yousafzai, pemenang Nobel Perdamaian, adalah contoh nyata bagaimana wanita Muslim dapat memimpin dalam perjuangan pendidikan. Di dunia seni dan sastra, tokoh seperti Leila Aboulela membawa isu-isu wanita Muslim ke panggung internasional. Tantangan tetap ada, terutama dalam melawan stereotip dan diskriminasi. Namun, gerakan untuk memperjuangkan hak-hak wanita Muslim terus tumbuh, menunjukkan bahwa mereka memiliki peran yang tak tergantikan dalam kemajuan masyarakat. Organisasi internasional juga mulai melibatkan wanita Muslim dalam inisiatif global untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif.
Editor: Madi