Opini  

Pemimpin Jambi

Selain keduanya tidak melatih lagi juga, tradisi ini tidak diteruskan kepada pelatih-pelatih lain.

Bagaimanapun, sekeras apapun pertandingan yang telah melakoni, namun keduanya saling menunjukkan hormat. Sikap Simpati yang kemudian membuat liga Inggeris selalu enak ditonton. Dan Tetap mengedepankan liga terbaik dunia. Menjunjung tinggi sportivitas. Sekaligus mampu menghibur penonton.

Hingga keduanya meninggalkan klubnya masing-masing, tidak pernah terdengar ejekkan maupun sindirian sesama pelatih. Mereka terus menjaga hubungan profesional. Dan Tetap menjunjung tinggi sportivitas.

Baca Juga :  Cerita Pulau Berhalo

Al Haris-Sani yang kemudian terpilih adalah Pemimpin Jambi. Bukan milik sebagian kelompok.

Sebagai Pemimpin Jambi sudah tepat dilekatkan makna kepemimpinan yang sering disebutkan didalam seloko.

“Alam Sekato Rajo. Negeri Sekato Batin”.
Atau Alam berajo, rantau bejenang, kampung betuo, negeri bernenek mamak. Atau “Luak Sekato Penghulu, Kampung Sekato Tuo, Alam sekato Rajo, Rantau Sekato Jenang, Negeri sekato nenek moyang.

“Pohon Gedang ditengah dusun. Pohonnya rindang tempat beteduh. Akarnya kuat tempat besilo. Dahannya kuat tempat berayun”.

Baca Juga :  Kemenangan Haris-Sani: Elektabilitas, Kampanye Akbar dan Dukungan Tokoh Politik di Pilgub Jambi

“Tempat pegi betanyo. Tempat balek beberito”.

Negeri yang kemudian direstui yang Maha Kuasa. Yang kemudian ditandai dengan jawaban alam.

Meminjam kata-kata Abdullah Sani (Yai Sani), “Padi menjadi. Rumput hijau. Aeknyo tenang. Ke aek cemeti keno. Ke darat durian gugur”.

Atau dalam filosofi Jawa “gemah repah. Loh Jinawi. Tata tentrem kerto Raharjo”.

Direktur Media Publikasi dan Opini Tim Pemenangan Al Haris-Sani.