Opini  

Opini : Penangkapan Bandar Narkoba dan Kontroversi Calon Gubernur Mantan Pecandu

Syaiful Bakri Ketua Forum Masyarakat Peduli Pilkada Jambi (FMP2J). Foto : sidakpost.id/ist

Penangkapan bandar narkoba di Jambi baru-baru ini menjadi sorotan, terutama menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan datang. Situasi ini menciptakan momen yang cukup sensitif dan menarik perhatian publik, terutama terkait dengan isu narkoba yang kian marak.

Kepolisian Daerah (Polda) Jambi berhasil menangkap seorang wanita berinisial H yang diduga sebagai bos jaringan narkoba di wilayah tersebut. Penangkapan ini dilakukan dalam operasi gabungan yang berfokus pada pemberantasan peredaran narkoba. Bersama H, empat pelaku lainnya, termasuk saudara H berinisial T, juga ditangkap. Penangkapan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Polda Jambi untuk mengatasi peredaran narkoba yang telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat.

Di tengah situasi ini, viralnya video calon gubernur (cagub) yang merupakan mantan pengguna narkoba semakin menambah kompleksitas. Video tersebut menampilkan sang cagub yang mengaku pernah terjerat dalam penyalahgunaan narkoba dan kini berusaha memperbaiki diri. Kontroversi ini memicu perdebatan di masyarakat mengenai kredibilitas dan moral calon tersebut dalam memimpin, terutama dalam konteks pemberantasan narkoba. Masyarakat dihadapkan pada tantangan untuk mengevaluasi kedua aspek ini secara objektif dan menentukan mana yang lebih penting dalam memilih pemimpin mereka.

Baca Juga :  Mengguncang Dunia Tanpa Narkoba: Refleksi Hari Sumpah Pemuda ke-96
Baca Juga :  Dampak Media Sosial terhadap Popularitas Kandidat Politik

Kedua isu ini saling terkait, menciptakan atmosfer yang memanas menjelang Pilkada. Penangkapan bandar narkoba menunjukkan ketegasan pemerintah dan aparat dalam menanggulangi masalah narkoba, sementara video cagub mantan pengguna narkoba memunculkan pertanyaan tentang integritas dan komitmen calon tersebut dalam mengatasi masalah yang sama.