Opini  

Opini Musri Nauli : Pembukaan Lahan Tanpa Bakar

Musri Nauli, advokat tinggal di Jambi

Menurut Myrna Savitri, Deputi BRGM, SLPB yang mengandung tema PLTB juga memperkenalkan pertanian yang bijak yang didasarkan kepada nilai-nilai harmoni pada alam dan solidaritas antar petani. Sekolah lapang juga mengadopsi pengetahuan para petani. Baik inovasi pembenahan tanah dan penggunaan pupuk hayati (biasa dikenal dengan pupuk organik), yang berangkat dari berbagai pergumulan praktek di Lapangan.

Pengetahuan PLTB tidak sekedar teoritis. Kemudian dipraktekkan yang kemudian dikenal program Demplot. Exercise yang terus menguji praktek gagasan PTLB.

Berbagai praktek yang Sudah dikenalkan sejak 2017 kemudian mengalami perkembangan yang signifikan. Peserta SLPG justru melakukan praktek terus menerus. Sehingga menghasilkan bobot kemajuan yang justru dapat “ditularkan” kepada petani lain.

Baca Juga :  Drama Korea dalam Demokrasi

Hasilnya kemudian menggembirakan. Selain para kader SLPG yang telah mampu membersihkan lahan tanpa harus membakar namun justru meraih hasil panen yang melimpah. Dan pusat-pusat pemasok sayur-sayuran kemudian menjadi cerita menggembirakan.

Sebagai sebuah konsep yang sangat Aplikasi di masyarakat gambut, PLTB kemudian sudah menggelinding. Dan kemudian semakin membesar. Dengan demikian konsep sederhana dan solusi jitu untuk menyelesaikan konsep “kebakaran gambut” dari hulu.

Baca Juga :  Pilihan Berisiko: Mantan Pencandu Narkoba dan Isu Moralitas di Pilkada 2024

Namun apapun cerita kegembiraan. Ketika konsep yang semula kurang menarik perhatian namun terus menggelinding dan kemudian digunakan berbagai pemangku kepentingan (multistake holder), maka saya kemudian teringat dengan kata-kata Lucius Annaeus Seneca, 4 SM – 65  (Seneca, Seorang filsuf Stoik, negarawan, dan penulis drama Romawi pada Zaman Perak sastra Latin) yang mengatakan “Yang penting dari sebuah masalah bukanlah solusi. Tapi kekuatan yang kita peroleh didalam menemukan solusinya. (**)