Nasib Penjual Koran di Kota Muara Bungo Terancam Suram

Tampak Penyalur koran di Kota Muara Bungo Uda Dar sedang merapikan koran koran harian provinsi Jambi di loper koran di tepat di jalan Pramuka kec pasar Muara Bungo. Foto : sidakpost.id/zakaria

SIDAKPOST.ID, BUNGO – Penyalur koran di kota Muara Bungo, provinsi Jambi sudah sangat khawatir peminat koran harian dan majalah lainnya di Bungo, semakin turun dari tahun ke tahun.

Hal itu disampaikan oleh penyalur koran Darmayani (59) di sudut kota Muara Bungo yang sudah puluhan tahun menjadi loper koran hingga sekarang. Karena menurut ia ada pergeseran sangat signifikan.

“Saya sangat khawatir karena pergeseran peminat koran sudah banyak mendapatkan informasi melalui platform media digital atau lebih dikenal media siber. Karena itu, nasib kami penyalur koran di ujung tanduk, ” ungkap Darmayani, Jumat (23/6/2023).

Ia menjelaskan adanya pergeseran pemilihan sumber informasi di kalangan masyarakat yang membuat nasib koran dan media cetak lainnya semakin sekarat.

Baca Juga :  Terapkan Prokes, STIA Setih Setio Gelar Yudisium 99 Mahasiswa

“Saat ini orang lebih banyak memilih untuk memperoleh informasi melalui platform  media digital dan media sosial dari pada  media cetak seperti koran,” kata Uda Dar sapaan akrabnya.

Meski keadaan industri koran semakin memburuk, pengalaman panjang Dar tak membuatnya menyerah dengan keadaan. Pahit manisnya nasib koran telah dilalui Uda Dar selama terjun sebagai agen penyalur koran di kota Muara Bungo.

Kalau dibandingkan penjualan dulu dan sekarang sangat merosot. Pasalnya dulu ia bisa menyalurkan korban puluhan ribu  eksemplar koran, namu sekarang hitungan jari saja. Ini menunjukan industri koran di Bungo semakin merosot.

“Di masa jayanya sekitar tahun 2000-an koran menjadi sumber informasi paling favorit bagi semua kalangan. Tapi tepat pada masa wabah Covid-19 lalu koran di Bungo mulai semakin kurang diminati dan banyak beralih ke platform media digital,” ucapnya.

Baca Juga :  Bupati Bungo Resmi Lantik Iskandar PAW Rio Dusun Lubuk Niur

Dia pun memaparkan bahwa pada masa itu penjualan koran sangat tinggi dimana hal tersebut tentu saja sangat bertolak belakang, dengan keadaan yang dialami sekarang.

“Penurunannya koran terjadi hampir sekitar 50-60%-an lebih. Ibaratnya kalau dulu bisa jual sampai 10 ribu eksemplar per hari, sekarang 2 ribu saja susah. Terlebih untuk di kantor kantor instansi juga sudah pada beralih ke media digital. Tapi apapun itu, kami tetap bersyukur,” tutupnya. (zek)