Lebih lanjut, Menteri Johnny menyatakan kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang handal dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini sangat mendesak untuk diupayakan secara masif, kolaboratif, dan berkelanjutan. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami digital talent gap atau kesenjangan talenta digital, dimana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun; atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya,” tuturnya.
Menyadari kebutuhan akan talenta digital Indonesia yang begitu besar, Kementerian Kominfo menggunakan pendekatan komprehensif yang mencakup 3 (tiga) tingkatan kecakapan digital.
“Di level advanced atau tingkat lanjutan, program Digital Leadership Academy (DLA) diinisiasi untuk meningkatkan kapasitas pembuat kebijakan digital (digital decision maker) baik di sektor publik maupun privat,” ujar Menkominfo.
Lebih lanjut, Menteri Kominfo mengatakan program ini ditujukan untuk 300 leaders dan dilakukan secara daring, mengingat situasi pandemi Covid-19, dengan menggandeng pusat-pusat pengembangan ekosistem digital global di Tiongkok, India, Singapura, Estonia, Amerika Serikat, dan sebagainya.
“Di tingkat menengah (intermediate digital skill), program Digital Talent Scholarship (DTS) juga diadakan untuk memberikan pelatihan teknis bagi para angkatan kerja muda, lulusan baru, profesional, dan elemen masyarakat lainnya. Program ini mengajarkan berbagai kecakapan era digital seperti artificial intelligence, machine learning, cloud computing, cybersecurity, digital entrepreneurship, digital communication, dan sebagainya. Tahun 2021 ini, kami memberikan 100.000 beasiswa DTS untuk masyarakat Indonesia dengan tema-tema seperti tersebut sebelumnya,” urainya.