Di tengah tuntutan akademik yang semakin tinggi, kesehatan mental siswa sering kali terabaikan. Tekanan untuk berprestasi, mengikuti bimbel, dan memenuhi ekspektasi orang tua membuat banyak siswa merasa stres, bahkan depresi.
Gejala gangguan mental seperti cemas berlebihan, sulit tidur, atau kehilangan semangat belajar kini semakin banyak dialami oleh siswa sekolah dasar hingga menengah atas. Ini menunjukkan bahwa aspek psikologis perlu mendapat perhatian serius dari sekolah dan orang tua.
Faktor penyebab tekanan akademik sangat beragam. Sistem pendidikan yang masih menekankan nilai ujian, budaya kompetisi yang tidak sehat, hingga kurangnya waktu istirahat berkontribusi besar pada masalah ini.
Sekolah perlu menjadi tempat yang aman dan nyaman secara emosional. Program konseling, ruang ekspresi, serta komunikasi terbuka antara guru dan siswa harus diperkuat. Guru juga perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental pada siswa sejak dini.
Orang tua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan rumah yang mendukung. Alih-alih menekan anak untuk selalu berprestasi, orang tua bisa menjadi pendengar yang baik dan memberikan semangat tanpa syarat.
Kesehatan mental adalah fondasi penting bagi keberhasilan akademik dan kehidupan siswa. Saat siswa merasa bahagia dan didukung, mereka akan belajar dengan lebih efektif dan tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara holistik.
Editor: Madi