Burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan mental yang umum dialami oleh siswa di akhir masa sekolah. Ini disebabkan oleh tekanan akademik yang berlebihan dan kurangnya waktu untuk istirahat. Kondisi ini dapat memengaruhi proses belajar siswa dan berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Untuk mengatasi burnout, sekolah perlu menciptakan lingkungan yang mendukung keseimbangan antara belajar dan istirahat. Ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan ekstrakurikuler yang menyenangkan, seperti seni, musik, atau olahraga. Kegiatan ini dapat membantu siswa melepaskan stres dan mengembalikan energi mereka.
Selain itu, konselor sekolah harus aktif dalam memberikan dukungan emosional dan membantu siswa mengelola waktu mereka secara efektif. Ini dapat dilakukan dengan memberikan konseling individu dan kelompok, serta membantu siswa menetapkan prioritas dan tujuan mereka.
Tidak hanya itu, sekolah juga perlu mengurangi tekanan akademik dengan memberikan fleksibilitas dalam kurikulum. Pendekatan yang lebih individual dapat mengurangi beban akademik yang dirasakan siswa. Dengan perhatian yang holistik terhadap kesejahteraan siswa, sistem pendidikan dapat membantu mereka mencapai potensi terbaik tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka.
Dengan demikian, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung keseimbangan antara belajar dan istirahat, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan sehat.
Editor: Madi