Maka dia setiap pertemuan dengan warga selalu informasikan ke mereka agar mereka paham dan mau ikut Program JKN, baik yang PBI ataupun yang mandiri.
” Jika ada cerita tentang diskriminasi pelayanan, saya bilang tentu itu tidak benar. Yang namanya pelayanan, tidak mungkin ada kesengajaan untuk memberikan pelayanan yang buruk, apalagi kalau sampai bawa-bawa alasan karena pasien JKN,” tegas Ngatiem.
Ia pun mengaku senang bisa berjumpa dengan petugas BPJS Kesehatan yang kebetulan singgah di Puskesmas Babeko, sehingga ia bisa bertanya-tanya seputar alur pelayanan Program JKN yang belum dipahami betul olehnya.
Menurutnya, banyak warga setempat yang belum paham soal sistem rujukan berjenjang dan berpikir kalau berobat bisa langsung ke rumah sakit.
“Saya senang sekali bisa ngobrol dengan BPJS Kesehatan, jadi saya bisa teruskan informasi ke warga, bagaimana alur yang seharusnya kalau pakai JKN. Mudah-mudahan mereka bisa semakin paham,” ujar Ngatiem. (Jul)