Dunia Islam memiliki sejarah yang kaya akan kontribusi dalam ilmu pengetahuan. Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, Baghdad menjadi pusat intelektual dunia. Di sinilah lahir “House of Wisdom” (Bayt al-Hikmah), tempat para ilmuwan Muslim dan non-Muslim bersama-sama menerjemahkan, mengembangkan, dan menciptakan karya-karya besar ilmu pengetahuan. Al-Khwarizmi, seorang matematikawan Muslim, dikenal sebagai “Bapak Aljabar” karena karyanya yang mendasari ilmu matematika modern. Karya-karyanya, termasuk buku “Al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala”, menjadi dasar dari sistem aljabar yang digunakan hingga kini. Sistem angka Hindu-Arab yang diperkenalkan Al-Khwarizmi juga menjadi dasar sistem angka modern yang kita gunakan hari ini.
Selain itu, Ibnu Sina, yang dikenal di Barat sebagai Avicenna, menulis The Canon of Medicine, sebuah ensiklopedia medis yang menjadi rujukan utama di Eropa selama ratusan tahun. Ibnu Sina juga mengembangkan banyak metode medis yang revolusioner untuk masanya, seperti operasi mata dan pengobatan penyakit menular. Karya ini menjadi landasan ilmu kedokteran modern dan dipelajari hingga abad ke-17 di berbagai universitas di dunia Barat. Di bidang astronomi, Al-Battani dan Al-Zarqali memberikan kontribusi penting dalam perhitungan kalender dan pergerakan benda langit. Observasi dan tabel astronomi mereka membantu mengoreksi data yang digunakan oleh para astronom Yunani kuno seperti Ptolemy.
Kontribusi lain datang dari Ibnu Haytham, yang dianggap sebagai pelopor metode ilmiah modern. Dia menulis “Kitab al-Manazir” (Book of Optics), yang menjelaskan prinsip-prinsip optik dan cikal bakal teknologi kamera. Ibnu Haytham juga membahas fenomena pembiasan cahaya, kamera obscura, dan anatomi mata dengan detail yang luar biasa. Dalam dunia teknik, Al-Jazari menciptakan berbagai mesin otomatis yang mendahului teknologi modern, termasuk jam air yang inovatif.
Namun, faktor seperti kolonialisme dan stagnasi politik telah memperlambat perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Kini, banyak umat Islam di seluruh dunia berusaha membangkitkan kembali tradisi ilmiah ini melalui pendidikan, kolaborasi global, dan inovasi teknologi untuk menjawab tantangan modern. Organisasi seperti Organization of Islamic Cooperation (OIC) berperan penting dalam mempromosikan penelitian dan pengembangan di negara-negara Muslim.
Editor: Madi