SIDAKPOST.ID, Los Angeles – Kebakaran hebat melanda Los Angeles, membuat kota ini seperti neraka di bumi. Api yang mengamuk telah menewaskan sedikitnya 13 orang, melukai puluhan lainnya, dan memaksa lebih dari 200.000 penduduk mengungsi. Hingga kini, hampir 10.000 bangunan hancur total, dan lebih dari 21.000 hektar lahan hangus terbakar.
Kebakaran terbesar, yang dijuluki Palisades Fire, menjadi ancaman serius bagi pemukiman elit seperti Bel Air dan Brentwood. Angin kencang yang menyapu kawasan ini membuat kobaran api semakin sulit dikendalikan, meskipun lebih dari 2.500 petugas pemadam kebakaran, termasuk tim relawan, terus berjuang siang dan malam.
Kerugian ekonomi akibat bencana ini diperkirakan mencapai 57 miliar dolar AS (sekitar Rp 924 triliun), menjadikannya salah satu kebakaran terburuk dalam sejarah California. “Ini adalah mimpi buruk bagi Los Angeles,” ungkap Wali Kota Karen Bass dalam konferensi pers, seraya meminta tambahan bantuan federal untuk mempercepat penanganan.
Presiden Joe Biden telah menetapkan status bencana besar dan menjanjikan bantuan federal selama 180 hari ke depan. Namun, kritik tajam menghantam pemerintah kota atas pemotongan anggaran pemadam kebakaran dalam beberapa tahun terakhir, yang dinilai memperburuk respons terhadap bencana ini.
Di tengah situasi ini, masyarakat diimbau untuk mengikuti perintah evakuasi dengan serius. Petugas menyatakan bahwa api masih jauh dari kata terkendali. “Kami memohon kesabaran dan dukungan dari semua pihak. Keselamatan adalah prioritas utama,” ujar Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles.
Kebakaran ini menjadi pengingat betapa rentannya Los Angeles terhadap bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Warga yang kehilangan tempat tinggal kini menghadapi masa depan yang suram, dengan banyak yang kehilangan segalanya dalam hitungan detik.
Sumber: The Times, News.com.au dan Kompas
Editor: Madi