Pemilih cerdas mampu melakukan evaluasi objektif terhadap berbagai calon tanpa terpengaruh oleh propaganda atau retorika kosong.
Pemilih yang cerdas pasti berani mengatakan Tidak pada Politik Uang (money politik). Salah satu aspek kunci dari pemilihan yang substansial adalah menolak menerima uang atau hadiah dari calon atau partai politik.
Pemilih cerdas tahu bahwa suara mereka tidak bisa dibeli dan bahwa uang hanya akan membawa korupsi dan pengaruh yang merusak pada proses pemilu.
Pemilih yang pintar juga tidak mudah terperdaya oleh Politik Pencitraan. Mereka mampu membedakan antara pencitraan dan rekam jejak nyata calon.
Mereka tidak tertipu oleh janji-janji manis yang tidak didukung oleh tindakan nyata dan selanjutnya melihat kinerja dan integritas calon sebelum membuat keputusan.
Maka dari itu untuk mencerdaskan para pemilih ini, tentunya pendidikan politik menjadi kata kunci dan ini merupakan tugas bersama pemerintah, lembaga pendidikan, dan media massa untuk terus meningkatkan pemahaman politik kepada masyarakat.
Pendidikan politik bukan hanya tentang memahami proses pemilu, tetapi juga tentang mengembangkan pemikiran kritis, kemampuan analisis, dan etika politik sehingga mengajarkan mereka untuk berpartisipasi dalam politik dengan cara yang jujur dan bertanggung jawab.
Akhirnya, dengan pemilih yang cerdas, maka kita dapat mengharapkan terpilihnya pemimpin-pemimpin yang mampu membawa kesejahteraan rakyat serta mampu membangun daerah lebih baik lagi.
Penulis : Zakaria (Ketua JOIN Jambi)