Tebo  

Idul Fitri Ketujuh, Warga Tansmigrasi Meriahkan Hari Raya Ketupat

SIDAKPOST.ID, TEBO – Tepat hari sabtu 1 Juli 2017 besok, tak terasa lebaran Idul Fitri memasuki hari ke tujuh dan pada lebaran ketujuh ini pula, tradisi jawa yang tak luntur membuat ketupat secara besama-sama.

Tampaknya sudah menjadi tradisi umat islam mearyakan hari raya dengan membuat ketupat. Berhari raya dengan membuat ketupat di lebaran ke Tujuh, sudah menjadi tradisi umat islam di Pulau jawa maupun di luar pulau jawa, tak terkecuali si Trannigrasi yang ada di Kabupaten Tebo.

Sriyono Ketua Kembaga Adat di Rimbo Bujang ketika dibincangi sidakpost.id mengatakan, ketupat merupakan tradisi saat berhari Raya Idul Fitri. Bahkan kata dia, ketupat pertama kali oleh, Kanjeng Sunan Kalijaga kepada masyarakat yanh berada di pulau jawa.

Baca Juga :  Ops Ketupat Dimulai 18 April - 1 Mei 2023, Polres Tebo Gelar Apel Pasukan

”Kanjeng Sunan membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat dan Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat, hampir setiap rumah umat Islam membuat dengan menganyam ketupat dari daun kelapa muda dan setelah dianyam ketupat diisi dengan beras kemudian dimasak. Ketupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, sebagai lambang kebersamaan,” Ujar Sriyono.

Baca Juga :  Pengurus Koni Tebo Dilantik, Man Balok Siap Hantarkan Atlet Ukir Prestasi

Sriyono juga mengatakan, makna kataKetupat dalam filosofi jawa yakni Ngaku Lepat (ngaku salah) dan Laku Papat (Tindakan empat).

”Implementasi ngaku lepat atau salah dengan bersimpuh di hadapan orang tua seraya memohon ampun atau saling bermaafan kepada sesama. Laku papat atau tindakan empat yakni Lebaran,Luberan, Leburan dan Laburan,”tutupnya. (asa)