Karena menurut dia, sarana yang tepat sebagai promosi usaha, karena selama pandemi tetap mematuhi protokol kesehatan untuk pencegahan
covid-19. Dengan cara itu, usaha tetap jalan dan omset tetap bisa diperoleh meski tidak seperti sebum-sebelumnya.
“Kalau usaha kuliner yang sudah saya jalankan ini kurang lebih 7 Tahun, apalagi usaha kuliner kue-kue tentu ada hari-hari tertentu yang pesanannya banyak. Seperti hari besar isalam, idul fitri, idul adaha dan momen lain. Karena sifatnya pesanan jadi, berapa banyak pesanan tetap kita penuhi,” cetus Ana.
Sementara itu, Yurnita Kabid Koperasi UKM, Dinas UKM, Koperasi dan Perindag Kabupaten Bungo mengatakan, sejak pandemi banyak dari pelaku usaha kecik mikro yang mengeluh terkait modal usaha. Tapi melalui BPUM pelaku usaha kecil mikro bisa dibantu tambahan modal usaha.
“Pelaku UKM yang telah melengkapi syarat maka mereka mendapat bantuan Rp 2.4 juta rupiah. BPUM adalah bantuan pemerintah dalam bentuk uang yang diberikan kepada pelaku usaha mikro yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,” kata Yunita.
Lanjut Yurnita, kalau untuk digitalisasi dominan itu dilakukan oleh pelaku usaha milenial, kalaun bagi Emak-emak yang sudah tua. Promosi usahanya masih dibantu lewat Dinas UKM, Koperasi dan Perindag. “Namun, pihaknya tetap mendoronga agar semua pelaku usaha menggunakan sarana digitalisasi untuk promosi usaha mereka, ” kata Yurnita. (zek)