Ahmad adalah seorang petani sawit yang tinggal di sebuah desa kecil di Sumatera. Setiap pagi, ia bangun sebelum fajar, memulai hari dengan doa dan secangkir kopi hitam. Ahmad mewarisi kebun sawit dari almarhum ayahnya. Namun, saat itu kebun tersebut hanya memiliki beberapa pohon sawit yang kurang produktif.
Ahmad bukanlah orang yang mudah menyerah. Ia rajin mencari informasi tentang cara meningkatkan hasil kebun sawitnya. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang penyuluh pertanian yang memberikan pelatihan tentang pengelolaan kebun sawit yang baik, seperti pemupukan, teknik panen, dan rotasi tanaman.
Ahmad mempraktikkan semua ilmu yang ia dapat. Ia mulai menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan dan melakukan pemangkasan rutin agar pohon sawit mendapatkan cahaya matahari yang cukup. Setiap minggu, ia mencatat hasil panennya di sebuah buku kecil, sambil mempelajari pola-pola yang dapat meningkatkan produktivitas.
Kerja keras Ahmad mulai membuahkan hasil. Dalam waktu tiga tahun, kebun sawitnya berkembang pesat. Ia mampu membeli tanah tambahan dan memperluas kebunnya. Kehidupan keluarganya berubah drastis. Rumah yang dulunya hanya berdinding papan kini telah menjadi rumah permanen yang nyaman.
Meski telah sukses, Ahmad tidak pernah melupakan asal-usulnya. Ia sering membantu tetangga yang membutuhkan, memberikan pelatihan kepada petani muda, dan bahkan mendirikan koperasi untuk mempermudah akses petani kecil dalam menjual hasil panen mereka. Ahmad menjadi sosok inspiratif di desanya, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ilmu, mimpi dapat terwujud.
Editor: Madi