Opini  

Cerita Pulau Berhalo

Sehingga tidak salah kemudian setelah ke Kerinci, keinginan ke Kecamatan Sadu begitu kuat. Setelah ke Nipah Panjang yang termasuk salah satu tempat yang sering dikunjungi, Rantau Rasau yang kemudian akhir-akhir ini sering dikunjungi, tempat terujung dari Provinsi Jambi yang terletak di Kecamatan Sadu menjadi tujuan akhir dari berbagai negeri di Jambi yang harus didatangi.

Setelah mengikuti perjalanan politik (roadshow) di Desa kecamatan Sadu seperti Lokan, Desa Sungai Itik, Desa Sungai Jambat, Desa Sungai Sayang dan kemudian diakhiri di Desa Air Hitam Laut, seakan-akan lengkaplah tempat-tempat yang didatangi. Melengkapi perjalanan spiritual dan penggalian sejarah dan kisah negeri di Jambi.

Namun alangkah kagetnya saya. Ternyata kru Jambi mantap banyak sekali yang sama sekali belum pernah kesana.

Baca Juga :  Dampak Kenakalan Remaja: Tantangan dan Solusinya

Sehingga keinginan ke Pulau Berhalo adalah kerinduan masyarakat Jambi terhadap tempat-tempat yang begitu melekat dalam pemikiran masyarakat Melayu Jambi.

Sayapun tertawa sepanjang perjalanan mengingat “kelakuan” para kru Jambi mantap.

Dimulai dari “semua berebutan” duduk di bangku depan, terutama dekat nakhoda speedboat.

Jangan dibayangkan speedboat yang menggunakan fiberglass. Sama sekali tidak. Namanya saja speedboat. Tapi terbuat dari kayu. Walaupun menggunakan mesin yang Yamaha 200. Lambang kecepatan dari speedboat.

Baca Juga :  Melati Putih RA Kartini, Inspiratif Kaum Wanita Indonesia

Dengan kapasitas bangku 3-4 orang satu jejer bangku, terdiri dari 10-12 baris, cara memilih bangku merupakan peristiwa unik.

Saya sudah sering menggunakan speedboat. Terutama ke Nipah Panjang. Sebelum Nipah Panjang sering digunakan melalui angkutan darat.

Dimulai dari “ancol” dapat ditempuh 2,5 – 3 jam. Menyisir Sungai Batanghari, melewati simpang, Rantau Rasau dan Nipah Panjang.