Tabayyun merupakan salah satu akhlak mulia dan salah satu prinsip penting dalam menjaga kemurnian agama Islam dan keharmonisan dalam pergaulan sosial. Kalau kita melihat para ulama dalam meneliti hadits-hadits Rasulullah saw pun selalu menerapkan prinsip tabayyun.
Dengan begitu baik perkataan, perbuatan, sikap dan sifat rasul sampai sekarang digambarkan dengan baik dan benar di dalam hadits-hadits sesuai dengan kenyataannya.
Begitu juga dalam hidup bermasyarakat seseorang akan terhindar dari permusuhan antar sesama muslim atau manusia yang lain karena bisa bertabayyun dengan sempurna. Allah swt bahkan memerintahkan umat muslim agar selalu bertabayyun dalam mencari kebenaran dari apa yang telah kita dengar.
Karena memang di situlah setan dengan tipu muslihat menggoda iman kita untuk langsung menghakimi seseorang bersalah tanpa menanyakan tentang kebenaran yang sesungguhnya, hal ini begitu mengkhawatirkan terutama ketika kita bermasyarakat atau bersosial pada umumnya.
Seperti firman Allah swt sebagai berikut : Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.[al-Hujurât/49:6].
Asbabun Nuzul dari dari ayat di atas sendiri adalah ketika Rasulullah saw mengajak seseorang yang bernama Al Harits untuk masuk Islam. Setelah di ajak oleh Baginda Rasul ia pun menyatakan diri masuk Islam dan pulang kepada kaumnya untuk mengajak masuk agama Islam. Pada saat itu juga Rasulullah saw mengajak untuk menunaikan zakat yang disepakati oleh Al Harits.