JKN-KIS Tanggung Cuci Darah Suami Aan Sejak 2020

Aan Andriyani (43 peserta BPJS kesehatan yang memiliki pengalaman berharga saat berobat. Foto : Juliansyah/BPJS

SIDAKPOST.ID, BUNGO – Aan Andriyani (43) merupakan seorang aparatur desa yang memiliki pengalaman berharga sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Pengobatan gagal ginjal stadium 5 yang diderita oleh sang suami sejak tahun 2020, membuatnya berjuang rutin cuci darah dengan menggunakan manfaat JKN-KIS.

“Awalnya suami saya sering mengeluh soal nyeri sendi dan dianggap seperti asam urat biasa. Suatu ketika dokter yang menangani suami saya heran saat angka kadar asam uratnya tinggi terus dan tidak mempan lagi dengan dosis obat yang diberikan,” cerita Aan, Kamis (27/01/2022).

Dokter yang menangani suami Aan menyarankan agar suaminya segera menjalani pengecekan menyeluruh. Setelah dilakukan pemeriksaan, sang suami divonis gagal ginjal stadium 5 dan langsung diberikan rujukan ke rumah sakit di Kota Padang untuk tindakan selanjutnya.

Baca Juga :  Hari Sumpah Pemuda Babinsa Ajak Generasi Bersatu Membangun Bangsa

“Saat sampai di Padang suami langsung dioperasi untuk pemasangan Chatheter Double Lumen (CDL). Suami saya langsung  cuci darah rutin sebanyak 3 kali dalam seminggu. Pandemi Covid-19 saat itu membuat saya tidak bisa bolak-balik ke Bungo sehingga saya harus mencari kos di sekitar rumah sakit dan bergantian menjaga suami dengan anak,” kenang Aan.

Setelah dua bulan menjalani rawat inap di Rumah Sakit Hermina Padang, suami Aan diperbolehkan pulang. Namun ia tetap harus menjalani cuci darah rutin di Rumah Sakit Hanafie Bungo seminggu dua kali. Aan dan keluarga tentu sangat terbantu dan merasa lega ketika pengobatan suaminya ditanggung oleh Program JKN-KIS dan tidak dipungut biaya sama sekali.

Baca Juga :  Gedung Baru Pasar Rakyat Sengeti Sepeti Tak Bertuan

“Alhamdulillah, tentunya saya sekeluarga merasa terbantu karena memang tidak ada biaya sama sekali yang ditagihkan kepada saya. Waktu itu saya sempat bertanya sama rekan yang menjadi pasien umum dengan kondisi yang sama, katanya biaya yang dikeluarkan jutaan dan itu belum termasuk obat,” ujar Aan.