SIDAKPOST.ID, BUNGO – Ridwan Idris salah satu orang tua peserta seleksi penerimaan calon praja Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN), mempertanyakan sistim seleksi yang dilakukan oleh panitia.
Protes ini dilakukannya karena ia menduga terjadi kecurangan pada seleksi kesehatan yang digelar pada tangga 5 Juli 2018 lalu. Saat itu, anaknya Aulia Intan Pratama dinyatakan tidak lulus tanpa alasan.
“Dalam tahap seleksi bahan anak anak saya Aulia Intan Pratama dinyatakan lulus bersama 641 peserta lainnya. Sistim seleksi ini melalui pendaftaran online. Bisa kita terima ,” ujarnya, Selasa (31/7/2018).
Sementara ketika tes tertulis Aulia juga ikut lulus bersama 134 peserta lainnya. Kala itu Aulia sendiri mendapat peringkat 94 dengan nilai total yang diraih 340. Tahap seleksi ai katakan masih tranparan.
“Saat seleksi tertulis anak saya lulus, dan dalam pengumuman dijelaskan nilai yang lulus. Ini bisa kita nilai transparan. Namun ketika gugur tes kesehatan, tidak disebutkan apa persoalannya ,” ucapnya.
Sebut Ridwan, sebelum mengikuti seleksi, anaknya juga sudah terlebih dahulu di cek kesehatan serta tinggi dan berat badan di Puskesmas Muara Bungo. Saat itu, anaknya dinyatakan sehat.
“Kok bisa hasil tes kesehatan dari Bungo berbeda dengan panitia. Kalau memang dinyatakan tidak sehat, saya mempertanyakan kenanya anak saya dimana. Jika memang terbukti, saya bisa terima ,” sebutnya.
Ridwan berjanji akan membongkar dugaan kecurangan ini. Ia juga akan menempuh jalur hukum untuk menggugat hasil kesehatan yang dinilai tidak transparan. Ia berharap seleksi ini bisa diulang kembali secara adil.
“Saya akan gugat panitianya. Jangan kita biarkan saja ketikadilan seperti ini. Kita berharap seleksi ini diulang kembali, dan untuk kedepan seleksinya bisa transparan dan akuntable,” tukasnya.(zek)