Pernahkah Anda membayangkan jika kucing peliharaan Anda yang menggemaskan tiba-tiba menjadi bos di kantor? Jangan tertawa dulu, karena bisa jadi hidup kita akan lebih teratur (atau malah lebih kacau). Bayangkan setiap rapat dimulai dengan sesi “mengelus kepala bos” untuk memastikan suasana kerja tetap damai. Dan jika bos kucing sedang tidak mood? Siap-siap saja melihat dia tidur di meja Anda sambil mengklaim dokumen penting sebagai tempat tidur barunya.
Deadline? Tidak ada istilah itu di kamus bos kucing. Semua tugas akan selesai “nanti” atau “kapan-kapan” setelah bos merasa cukup puas bermain dengan mainan tikusnya. Jangan lupa, Anda mungkin akan dihukum dengan tatapan penuh hina jika mengganggunya saat dia sedang menjilati bulunya. Namun, di sisi lain, kantor akan penuh dengan nuansa santai dan nyaman berkat aturan wajib tidur siang dua jam setiap hari.
Bayangkan ruang rapat yang dipenuhi suara “meong” setiap kali bos memberikan instruksi. Semua keputusan penting diambil berdasarkan apakah bos mau atau tidak meninggalkan kardus favoritnya. Bahkan mungkin akan ada posisi baru dalam organisasi, seperti “Chief Petting Officer” yang tugasnya adalah memastikan bos merasa cukup dielus setiap hari.
Namun, ada sisi positifnya juga. Dengan bos kucing, tidak akan ada drama atau gosip kantor yang melelahkan. Bos hanya peduli pada hal-hal sederhana: makan, tidur, bermain, dan tentunya menguasai dunia (dari sudut pandang seekor kucing). Hal ini mungkin akan membuat suasana kerja lebih damai. Tetapi jangan lupakan sisi gelapnya. Jika bos merasa diabaikan, dia mungkin akan menjatuhkan gelas kopi Anda atau bahkan menghapus laporan penting di komputer Anda dengan satu loncatan anggun.
Jadi, apakah Anda siap bekerja di bawah kepemimpinan seekor kucing? Mungkin ada baiknya kita mulai berlatih memahami “meong” sebagai bahasa resmi kantor. Satu hal yang pasti, kehidupan kerja Anda tidak akan pernah lagi terasa membosankan.
Editor: Madi