Isu SARA Tak Berpengaruh di Pilkada Bungo, Ini Kata Pengamat Politik

Pengamat Politik, Dr. Auri Adham Putro, S.Sos., M.Si. Foto : sidakpost.id/TMC

SIDAKPOST.ID, BUNGO  – Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bungo sudah mulai memanas. Pokok pembahasan dari warung kopi hingga sosial media selalu berkaitan dengan perkembangan politik.

Berbagai isu yang biasa muncul pada masa Pilkada mulai dimainkan kembali oleh sejumlah orang untuk mengangkat atau menjatuhkan popularitas salah satu bakal calon.

Tak terkecuali isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA) yang jelas dilarang karena menjadi salah satu sumber perpecahan dan konflik juga tak luput digaungkan oleh sejumlah oknum.

Baca Juga :  Temu Tokoh, Bacabup Bungo Jumiwan Aguza Dapat Dukungan

Menanggapi hal itu, salah satu Pengamat Politik, Dr. Auri Adham Putro, S.Sos., M.Si menjelaskan bahwa kemunculan sejumlah isu memang merupakan bagian dari strategi politik yang selalu dilakukan oleh setiap adanya pemilihan umum.

Namun, ia mengingatkan bahwa setiap masyarakat juga harus bisa memilih isu yang boleh atau tidak boleh dilakukan untuk menciptakan kondisi yang aman dan kondusif selama masa tahapan Pilkada ini.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pada Pilkada pemilihan Bupati – Wakil Bupati Bungo isu tentang SARA dinilainya tidak memiliki pengaruh untuk mengubah pilihan pemilih.

Baca Juga :  Babinsa Koramil 02/Tanah Tumbuh Bantu Garap Sawah Warga

Sehingga, ia menilai melakukan cara dengan memanfaatkan isu SARA tidak efektif untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas salah satu dari calon kepala daerah.

“Pilkada di Kabupaten Bungo sangat berbeda dengan Kabupaten Tebo. Di Kabupaten Tebo faktor etnis sangat dominan yang sudah terpolarisasi dan saling berseberangan yaitu etnis Jawa dan etnis Melayu Jambi,” ujarnya.

Sementara di Kabupaten Bungo, perbedaan etnis tersebut tidak begitu berpengaruh oleh masyarakat meskipun dua etnis tersebut juga ada di Kabupaten Bungo.