Resep Bubur Asyura: Hidangan Tradisional Sarat Makna di Tahun Baru Islam

Ilustrasi Bubur Asyura: Hidangan Tradisional Sarat Makna di Tahun Baru Islam. Gambar: AI

Tahun Baru Islam, atau 1 Muharram, menjadi momentum yang penuh makna bagi umat Muslim. Di berbagai daerah Indonesia, perayaan ini diramaikan dengan tradisi keagamaan hingga kuliner khas. Salah satu hidangan yang tak pernah absen adalah bubur Asyura, makanan yang bukan hanya lezat tetapi juga sarat nilai simbolis dan kebersamaan.

Asal-usul dan Filosofi Bubur Asyura

Bubur Asyura merupakan sajian khas yang biasanya dibuat pada tanggal 10 Muharram. Namun, tradisinya kerap dimulai sejak awal Muharram sebagai bagian dari menyambut tahun baru Hijriah. Makanan ini diyakini sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan Nabi Nuh setelah bahtera beliau berlabuh. Konon, saat itu Nabi Nuh mengumpulkan sisa bahan makanan yang ada dan memasaknya menjadi bubur.

Setiap bahan dalam bubur ini memiliki makna tersendiri, seperti lambang keberagaman, persatuan, dan rezeki yang melimpah. Tidak heran jika bubur Asyura kerap dimasak bersama-sama oleh masyarakat sebagai simbol kebersamaan.

Baca Juga :  Kue Srikaya: Legit dan Harum Khas Jambi

Bahan-bahan dan Cara Membuat Bubur Asyura

Bubur Asyura dikenal dengan kekayaan isi dan cita rasanya. Berikut adalah bahan dasar umum yang digunakan:

Bahan:

  • Beras 250 gram

  • Jagung manis pipil 1 buah

  • Kacang hijau 100 gram

  • Kacang tanah 100 gram

  • Labu kuning 200 gram, potong kecil

  • Ubi jalar 200 gram, potong kecil

  • Santan kelapa 500 ml

  • Gula merah 200 gram, serut

  • Kayu manis 1 batang

  • Garam secukupnya

  • Air 2 liter

Cara Membuat:

  1. Cuci bersih semua bahan, lalu rebus beras, kacang hijau, dan kacang tanah hingga empuk.

  2. Tambahkan potongan ubi, jagung, dan labu. Aduk rata.

  3. Masukkan santan, gula merah, kayu manis, dan garam. Masak dengan api kecil sambil terus diaduk agar santan tidak pecah.

  4. Masak hingga semua bahan matang dan bubur mengental.

  5. Sajikan hangat.

Waktu yang Tepat untuk Menyajikan

Bubur Asyura biasanya dibagikan secara gratis kepada tetangga, keluarga, dan kaum dhuafa. Penyajian bubur ini bukan hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai bentuk sedekah dan syiar Islam. Menyajikannya di awal tahun Hijriah menjadi simbol awal yang penuh berkah.