Diam-Diam Bodoh

Gambar Ilustrasi Jembatan Bambu Yang Di Buat Pak RT Beserta Warga Dalam Cerpen. (is/ Sidakpost.id)

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang pemuda bernama Agus. Agus dikenal sebagai orang yang pendiam, jarang bicara, dan selalu mengangguk-angguk seolah memahami segala sesuatu. Karena sikapnya itu, orang-orang desa menganggap Agus sebagai orang yang bijak.

“Agus itu dalam banget pikirannya,” kata Pak RT suatu hari. “Lihat saja, kalau kita ngomong panjang lebar, dia cuma diam dan senyum. Pasti dia paham semuanya!”

Padahal, alasan Agus diam sebenarnya sederhana: dia tidak mengerti apa-apa.

Suatu hari, warga desa ingin membangun jembatan kecil di atas sungai. Mereka berkumpul dan mulai berdiskusi serius.

Baca Juga :  Di Balik Hijau Daun Sawit

“Agus, menurutmu lebih baik pakai kayu atau bambu?” tanya Pak Lurah.

Agus diam sebentar, mengelus dagu, lalu mengangguk-angguk pelan.

“Benar juga, Agus! Pakai bambu lebih murah dan kuat!” sahut Pak Lurah, mengira Agus mendukung ide itu.

Agus hanya tersenyum. Padahal, dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang dibicarakan.

Keesokan harinya, warga mulai bekerja membangun jembatan. Tiba-tiba, Pak RT menyadari sesuatu.

Baca Juga :  Rahasia Pak Wira: Panen Sawit Melimpah di Lahan Sempit Berkat Tumpang Sari

“Lho, Agus! Kenapa kamu bawa singkong? Kita mau bangun jembatan, bukan piknik!”

Agus kebingungan. “Eh, kemarin aku dengar ‘bambu’, kupikir tadi kalian bilang ‘umbi’…”

Semua orang menatap Agus dengan mulut menganga. Jadi selama ini, Agus tidak pernah paham pembicaraan mereka?

Setelah itu, warga desa tidak lagi menganggap orang yang diam itu pasti bijak. Karena ternyata, ada juga orang yang diam… karena memang tidak mengerti apa-apa. 🤣

Editor: Madi