Cara Agar Terhindar dari Sifat Riya

Gambar Ilustrasi Sifat Riya (Sumber: madaninews.id)

Sifat riya, atau perilaku beramal dengan tujuan dilihat atau dipuji oleh orang lain, adalah salah satu penyakit hati yang sangat berbahaya. Dalam Islam, riya dianggap sebagai bentuk kesyirikan kecil karena mengalihkan niat ibadah dari mencari ridha Allah menjadi mencari pengakuan manusia. Oleh karena itu, setiap Muslim perlu berusaha menghindari sifat ini. Berikut beberapa cara agar terhindar dari sifat riya:

1. Meluruskan Niat

Langkah pertama untuk menghindari riya adalah meluruskan niat. Ketika hendak melakukan amal kebaikan, tanyakan pada diri sendiri: “Apakah ini saya lakukan semata-mata untuk Allah?” Ingatlah bahwa amal yang diterima Allah adalah amal yang dilakukan ikhlas karena-Nya. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Dengan niat yang benar, kita akan lebih fokus pada tujuan ibadah, yaitu mencari ridha Allah, bukan pujian manusia.

2. Menyadari Bahaya Riya

Penting untuk memahami betapa besar bahaya sifat riya. Riya tidak hanya merusak amal kebaikan, tetapi juga mendatangkan murka Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat riya…” (QS. Al-Ma’un: 4-6). Kesadaran akan bahaya ini akan membuat kita lebih berhati-hati dalam menjaga niat dan perbuatan kita.

Baca Juga :  Peran Rasulullah ﷺ sebagai Pemimpin Umat
Baca Juga :  Skizofrenia: Penyakit Yang Disebabkan Oleh Halusinasi dan Delusi

3. Meningkatkan Keikhlasan dengan Ibadah Tersembunyi

Melakukan ibadah secara tersembunyi adalah cara efektif untuk melatih keikhlasan. Misalnya, bersedekah tanpa diketahui orang lain, shalat tahajud di tengah malam ketika hanya Allah yang menyaksikan, atau membaca Al-Qur’an di tempat yang tenang. Ibadah yang dilakukan secara tersembunyi meminimalkan kemungkinan munculnya riya dan lebih murni ditujukan kepada Allah.