SMSI Merangkul Pers Mahasiswa Se-Indonesia

SIDAKPOST.ID, JAKARTA – Catatan sejarah memperlihatkan bahwa aktivitas pers di kalangan mahasiswa memainkan peranan yang sangat signifikan di Indonesia. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa pondasi kebangsaan Indonesia lahir dari upaya kaum intelektual muda di dekade awal abad 20 dalam merajut pengalaman kaum pribumi hidup dalam penindasan penjajah.

Demikian dikatakan sejarawan muda Wenri Wanhar ketika berbicara dalam Dies Natalis ke-5 Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Marhaen, Universitas Bung Karno (UBK) di Auditorium Ir. Soekarno, di Jalan Kimia, Jakarta, Sabtu sore (29/4/2017).

Baca Juga :  Putera-Puteri Pertanian Indonesia 2021 Sukses Promosikan Produk UMKM dengan Konsep Seni Budaya!

“Pers mahasiswa tidak hanya berperan dalam pergantian era dari Orde Lama ke Orde Baru, juga peralihan dari Orde Baru ke Era Reformasi. Pers mahasiswa dan kaum intelektual muda sudah berperan jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan,” kata Wenri.

“Mereka yang merajut pengalaman bangsa pribumi hidup di alam penjajahan. Hampir semua, bahkan mungkin semua, founding fathers Indonesia adalah penulis, pewarta,” kata dia lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Teguh Santosa yang juga menjadi pembicara dalam seminar bertema “Independensi Pers dalam Kebhinnekaan” itu mengatakan bahwa pers nasional perlu merangkul pers mahasiswa yang setelah Era Reformasi terlihat gamang dan dilematis.

Baca Juga :  Sosok Aneh Tertangkap Kamera di Hutan Aceh

“Di era otoritarian pers mahasiswa berperan sebagai pers alternatif. Saat itu pers konvensional dapat dikatakan dikooptasi kekuasaan. Adapun pers mahasiswa dapat menyuarakan berbagai persoalan yang tidak bisa disuarakan pers konvensional ketika itu,” ujar Teguh yang juga pernah menjadi aktivis pers mahasiswa saat kuliah di Universitas Padjadjaran, Bandung.