Opini  

Cengengesan dan Ketidakstabilan Emosional dalam Debat Cagub Jambi 2024

Ketua Forum Masyarakat Peduli Pilkada Jambi (FMP2J). Syaiful Bakri. Foto : ist

Sikap cengengesan ini juga dapat mengalihkan perhatian dari isi debat yang seharusnya lebih penting. Pemilih mungkin lebih terfokus pada ekspresi wajah dan perilaku RH ketimbang substansi dari visi dan misinya. Akibatnya, pesan utama yang ingin disampaikan menjadi kurang tersampaikan dengan efektif, yang pada akhirnya merugikan kandidat itu sendiri.

Lebih jauh lagi, cengengesan yang tampak tidak pada tempatnya bisa memberi sinyal tentang ketidakstabilan emosional. Dalam situasi yang penuh tekanan seperti debat, kemampuan untuk tetap tenang dan terkontrol sangatlah penting. Jika seorang calon tidak dapat mengelola emosinya dengan baik, hal ini bisa menimbulkan pertanyaan tentang kemampuannya untuk menghadapi tantangan yang lebih besar dalam posisi kepemimpinan.
Dengan demikian, sikap cengengesan selama debat tidak hanya berdampak pada persepsi publik terhadap RH, tetapi juga bisa berpengaruh signifikan terhadap hasil pemilihan. Dalam dunia politik, setiap momen sangat berharga, dan tindakan yang dianggap tidak pantas dapat memiliki konsekuensi yang luas.
Cengengesan, meskipun sering dianggap sebagai ekspresi keceriaan, dapat memiliki makna yang lebih kompleks, terutama dalam konteks ketidakstabilan emosional. Dalam situasi sosial yang menuntut keseriusan, seperti debat kandidat, perilaku ini bisa menunjukkan ketidakmampuan individu untuk mengelola emosi mereka dengan baik. Misalnya, seseorang yang terlihat cengengesan di saat-saat penting mungkin mengalami kebingungan atau ketidaknyamanan yang mendalam, yang membuat mereka tidak mampu merespons secara tepat terhadap situasi yang ada.