Orang Rimba SAD di Tebo, Sadar Akan Pendidikan Anak

Bagentar Orang Rimba SAD, yang berwawasan maju menyekolahkan anaknya demi masa depan. Foto : sidakpost.id/zakaria

SIDAKPOST.ID, TEBO – Orang Rimba yang juga dikehak Suku Anak Dalam (SAD) di Kabupaten Tebo – Jambi mulai menyadari akan pentingnya dunia pendidikan bagi bagi anak- anak mereka , untuk kelangsungan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang.

Hal tersebut terbukti, seperti adanya lima anak Orang Rimba SAD dari kelompok Temenggung Ngadap Desa Tanah Garo, sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti pendidikan formal di SDN 163 Desa Sungai Jernih Kecamatan Muara Tabir Kabupaten Tebo.

Kulima anak Rimba yang mendaftar untuk sekolah yakni Kelamo (8), Beguna (8), Bepinta (8), Malan (9) dan Nguris (7). Mereka ini masuk sekolah pada tahun ajaran baru 2023 – 2024.

“Kalau Beguna dan Malan masuk kelas dua, untuk Kelamo dan Bepinta serta Nguris baru masuk di kelas satu. ” Ucap Bagentar Wali murid, Senin (31/07/2023).

Baca Juga :  Tak Lama Lagi TMMD Segara Berakhir, Kebersamaan TNI dan Warga Semakin Indah

Bagentar juga mengatakan, bahwa anaknya bersama yang lainnya, sebelumnya sekolah di swasta yang tepatnya berada di jalan poros di desa Sungai Jernih.

“Karena dikenakan biaya, Gentar terpaksa memindahkan anaknya ke SDN 163 Desa Sungai Jernih, saat saya memindahkan anak saya anak yang lainnya pada ikut pindah, jadi sekarang ada lima orang yang sekolah di sana, ” sebut Bagentar.

Imbuh Bagentar, walaupun sudah di sekolah negeri anak-anak Orang Rimba SAD ini masih terkendala madalah tempat tinggal dan lagi pula jarak tempuh ke sekolah dari tempat mereka tinggal vukup jauh.Apalagi kondisi jalan yang sangat tidak layak untuk dilalui kendaraan.

Baca Juga :  TNI-Polri Kawal Vaksinasi, Sertu Toni : Untuk Warga Kami Tak Kenal Lelah

“Untuk solusi masalah tempat tinggal kami minta kepada Pemerintah Kabupaten Tebo, untuk menyediakan rumah singgah bagi anak-anak Orang Rimba, ” pinta Bagentar.

Masih menurut Bagentar, Rumah Singgah dijaksud berlokasi di SDN 163 Desa Sungai Jernih, yakni bekas rumah dinas guru. Rumah dinas guru ini kondisinya rusak dan tidak layak huni, agar bisa di tempati mestinys harus ada perbaikan.

“Kani tidak minta yang baru dan cukup rumah dinas guru ini saja yang di perbaiki, biar anak – anak kami bisa nyaman sekolah dan kami juga menjadi tenang,” tutupnya. (adl)