JAKARTA, Pandemi Covid-19 berdampak terhadap penurunan kualitas hidup, khususnya kaum rentan. Survei internal Yayasan CARE Peduli (YCP) menunjukkan, kaum perempuan menjadi kelompok kaum rentan yang paling mengalami dampak negatif pandemi Covid-19.
Secara umum, perempuan bernasib lebih buruk daripada laki-laki karena beban tanggung jawab yang meningkat dan berlipat ketika ada pembatasan mobilitas dan kebijakan tinggal di rumah (stay at home) diberlakukan.
Bonaria Siahaan, CEO Yayasan CARE Peduli menyatakan, hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas beban school from home atau sekolah daring jatuh pada perempuan.
Temuan Yayasan CARE Peduli, tanggung jawab tambahan dalam mengawasi studi anak-anak di rumah sangat berat bagi perempuan pedesaan atau daerah perkotaan yang miskin, dikarenakan tingkat pendidikan rendah.
Kondisi ini pun menimbulkan berbagai masalah baru di dalam keluarga, termasuk tindak kekerasan pada perempuan.
“Beban berlipat juga dialami perempuan hamil karena keterbatasan akses pada layanan kesehatan serta berkurangnya kapasitas rawat inap rumah sakit. Secara mental dan emosional, perempuan hamil dari kelompok rentan dan marjinal seringkali dipenuhi kekhawatiran akan keselamatan janin dan dirinya,” jelas Bonaria.
Dari perspektif gender, populasi perempuan sebanyak 134,27 juta dari total penduduk 271 juta pada 2020. Pekerja perempuan berusia 15-49 tahun di sektor informal menjadi kelompok masyarakat yang paling terpukul di tengah pandemi.
Memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia pada 19 Agustus, YCP mengajak semua pihak untuk mengambil peran penting. Selain melaksanakan protokol kesehatan ketat, masyarakat bisa melawan misinformasi dengan memberikan informasi yang benar dan edukasi kepada orang lain soal pandemi.