Bungo  

Begini Perjuangan Seorang Tukang Sapu di Kota Bungo

Tampak, Salah Satu Petugas Kebersihan di Areal Taman Hijau Muara Bungo.

SIDAKPOST.ID, BUNGO – Setiap hari menyapu kota Muara Bungo sudah menjadi rutinitas Maisaroh (40) warga Dusun Tanjung Agung, Kecamatan Muko – muko Bathin VII. Pekerjaan ini sudah 10 tahun ia tekuni.

Bukan tidak ingin mencari pekerjaan yang layak, tapi pendidikan yang minim membuat Maisaroh bertahan untuk bekerja sebagai tukang sapu di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo.

Banyak suka duka yang ia lalui dalam bekerja, dengan tuntutan kebutuhan hidup yang tinggi lagi – lagi membuatnya untuk bersabar.

Baca Juga :  Besok Seluruh Anggota Bawaslu Kabupaten/Kota Akan Dilantik

Meskipun bergelimangan sampah, tapi gaji yang ia terima masih jauh dari kata layak, yakni hanya Rp 1,8 juta setiap bulannya.

“Gaji Rp 1,8 juta itu baru satu tahun ini saya terima, sebelumnya gaji saya hanya satu jutaan. Meskipun berat, tapi pekerjaan ini tetap sata tekuni untuk membantu kebutuhan keluarga ,” ucap Maisaroh ketika dibincangi sidakpost, Senin (26/2/2018).

Ibu tiga anak ini memulai pekerjaannya dari pukul 06.00 pagi, sampai pukul 16.00 sore. Meskipun terkadang melebihi waktu kerja, tapi Maisaroh tidak menerima uang lembur sebagai bentuk kepensasi dari pekerjaannya.

Baca Juga :  Selain Stok Hewan Kurban di Bungo Mencukupi Harga Masih Terjangkau

“Meskipun melebihi batas waktu, tapi sekarang tidak ada lagi kata lembur. Mau gimana lagi, saya butuh dengan pekerjaan ini. Karna penghasilan suami juga kecil, ia cuma bekerja di kebun orang ,” sebutnya.

Atas pengabdian yang ia berikan selama ini, Maisaroh berharap adanya peluang dirinya diangkat menjadi Pegawai Negri Sipil oleh pemerintah. Jika diangkat menjadi PNS, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan hiduk keluarganya.