SIDAKPOST.ID, BUNGO – Tidak terasa tak lama lagi akan digelar pemilihan kepala daerah baik itu Bupati dan wakil Bupati, walikota dan wakil walikota dan Gubenur dan Wakil Gubenur Jambi.
Pasalnya, jelang Pilkada biasanya berita hoax akan bermunculan di media sosial dari berbagai platform. Baik media sosial maupun mainstream. Berita-berita yang belum jelas kebenarannya muncul akibat meningkatnya suhu politik.
Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Provinsi Jambi, Zakaria mengingatkan bahaya hoax terhadap masyarakat. Berita-berita bohong bisa berpengaruh pada pola pikir masyarakat dan menimbulkan persoalan.
Zakaria mengungkapkan, berita hoax menjelang pilkada muncul akibat adanya kepentingan politik yang begitu kuat. Masing-masing pasangan calon bersama timnya berupaya menjatuhkan rival- rivalnya.
“Apalagi kalau ada transaksi ekonomi di balik itu. Hoax sengaja diciptakan. Ada yang sengaja membuatnya, dan ada yang membayar untuk kepentingan politiknya. Ini biasanya banyak terjadi di media sosial,” kata Bungo Zeck sapaan akrabnya, Sabtu (20/7/2024).
Bahkan kata Zeck, pembuatan dan penyebaran hoax melalui media sosial sangat rentan. Ini efek dari kemajuan teknologi, yang memudahkan orang menyampaikan sebuah kabar. Saat ini ada beberapa media sosial yang tren, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok.
“Penyebar hoax melalui media sosial mesti ditindak oleh aparat penegak hukum. Aparat kepolisian punya alat-alat canggih untuk melacak pembuatnya. Masyarakat yang merasa dirugikan jangan takut melapor kepada Polisi,” tambahnya.