Lebaran Ketupat di Eks Transmigrasi Tebo, Masih Eksis Tak Tergerus Kemajuan Zaman

H.Sriyono Ketua Lembaga Adat Melayu Jambi (LAM) Kec.Rimbo Bujang Kab.Tebo. Foto : sidakpost id/Amir. Tebo

LEBARAN KETUPAT – Mari kira melirik dan sejenak berselayang pandang fenomena tradisi lama H + 7 idul Fitri 1445 hijriyah 2024 masehi yang dikenal dengan lebaran ketupat atau bodoan ketupat.

Tradisi ini masih terus dirayakan oleh warga yang berdomisili di eks transmigrasi Kecamatan Rimbo Bujang, Kecamatan Rimbo Ulu, Kecamatan Rimbo Ilir dan sejumlah desa yang ada di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.

Lebaran ketupat atau bodoan ketupat yang dikenal dikalangan suku jawa di eks transmigrasi di Kabupaten Tebo masyarakatnya masih melestarikan budaya lama merayakan lebaran ketupat pada tanggal 7 Syawal setiap tahunnya lebaran idul fitri.

Baca Juga :  Tahu Kah Anda Pos Layanan Terpadu 

Ketupat yang dibuat dari bahan baku beras dan dimasukan dalam rakitan janur kelapa dan direbus setelah matang tidak langsung disantap, melainkan terlebih dulu dibawa ke Mushala setempat, setelah makanan terkumpul barulah para warga berdoa bersama mohon kehadirat Allah Swt
agar negeri ini dan masyarakatnya dijauhkan dari bala bencana, usai berdoa warga pun bersama- sama menyantap makanan tersebut.

Ketupat itu kependekan dari ngaku lepat dan laku papat dengan pesan antara lain yaitu. Lebaran berarti selesai menunaikan ibadah puasa dan selesai ibadah sholat idul fitri maka pintu ampunan telah terbuka lebar dan saling bermaaf – maafan menuju insan yang fitrah.

Baca Juga :  Simak 5 Tips Merawat Aki Sepeda Motor Agar Semakin Awet

Luberan bermakna bersedekah untuk kaum fakir miskin seperti zakat fitrah dan shodakoh, leburan juga bermakna setelah saling bermaafan untuk melebur dosa. Inti Laburan berarti labur sejenis zat kapur yg berwarna putih yg bisa di gunakan penjernih air dan melabur dinding berwarna bersih putih.