
SIDAKPOST.ID, MUARO JAMBI – Puluhan warga Desa Teluk Raya, Dusun Pematang Bedaro, Kecamatan Kumpeh Ulu, Muaro Jambi memblokir jalan utama PT .Fajar Pematang Indah Lestari. (FPLI).
Aksi yang dilakukan emak emak tersebut buntut dari diamankannya lima orang warga Desa setempat oleh Polda Jambi, Sabtu (8/7/2023).
Informasi yang dirangkum di lapangan, diamankannya lima orang warga Desa oleh Polda Jambi, akibat masuk ke dalam lahan sawit yang berstatus sengketa masyarakat dengan perusahaan.
Kedatangan meraka itu mencari kroto atau anak serangga dan membersihkan lahan tersebut. Tak lama kemudian ada beberapa anggota polisi datang ke sana, selanjutnya mereka difoto di dekat tumpukan buah sawit yang dipanen oleh pihak perusahaan.
Kemungkinan mereka menduga warga tersebut sengaja memanen buah sawit yang tengah bersengketa tersebut. Selain itu, ada laporan dari pihak perusahaan kepada Polda Jambi, selanjutnya mereka diadili dan baru 3 Juli kemarin mereka diamankan.
Ketua Kelompok Tani Sinar Mulya, Muhtar ketika dikonfirmasi di lokasi mengatakan, lahan yang terjadi antara masyarakat dengan perusahaan telah bergulir selama 25 tahun tepatnya pada tahun 1998 lalu.
Mereka menyerahkan lahan kepada PT. PTP yang beroperasi di bidang kelapa sawit dengan sistem kemitraan. Satu kepala keluarga (KK) dijanjikan akan menerima satu kavling lahan sawit atau seluas 2 hektar.
Namun sampai saat ini warga seakan-akan menerima janji janji, tanpa pembuktian. Sudah puluhan tahun bersengketa, tapi belum ada titik terangnya hingga sekarang.
“Kami sudah mendatangi Mapolda Jambi untuk membebaskan 5 orang tersebut namun pihak kepolisian tetapĀ menahan. Karena itu lah puluhan warga memblokir jalan utama milik PT. FPLI.
Dikatakan, para warga memblokir jalan itu supaya pihak perusahaan tidak melakukan pemanenan terhadap lahan yang sedang dikuasainya.
“Kami tidak akan mundur sebelum lima orang masyarakat yang diamankan Polda Jambi dibebaskan. Kami standby selama 24 jam. Dan juga kami akan amak di lokasi dan masak masak di jalan ini,” ucapnya.
Nilawati perwakilan emak emak yang ada di lokasi menyebut jika mereka tidak akan mundur walaupun sejengkal. Apapun yang terjadi pihaknya akan tetap bertahan agar gak mereka terpenuhi.
“Kami minta pemerintah jangan diam saja tolong lihat seperti apa penderitaan rakyat kecil ini. Kalau warga tidak diperhatikan ini akan mengakibatkan banyak warga yang kekurangan ekonomi dan anak Stunting makin banyak,” ungkapnya.
Bahkan kata Nilawati lima orang warga yang ditahan memiliki anak balita kasian kalau orang tua ditahan mau makan apa meraka, apa tidak kasian wahai aparat pemerintah.
“Kami mohon kepada bapak presiden RI tolong bantu kami, karena hingga kini pemerintah daerah tutup kata dengan apa yang kami alami sekarang. Kepada siapa lagi kami mengadu kalau sudah seperti ini,” timpalnya. (wir)